Tanya:
Saya cinta sekali dengan kekasih saya dan saya merasa hanya dia yang baik untuk saya, dari segi agama, kasih sayang pada keluarga, dan cara berpikirnya. Namun satu hal yang membuat saya ingin berhenti menjalin hubungan dengan dia adalah, setiap kali bertengkar, dia mudah sekali mengucap kata putus. Dia juga sering mengucap kata-kata yang menyakitkan hati saya setiap bertengkar. Apa yang harus saya lakukan?
Devie, 22 tahun
Jawab:
Hai Devie,
Saya menggaris bawahi kalimat pertama dari pertanyaan Devie yang menyatakan bahwa hanya dia yang baik untuk Devie. Pada dasarnya hal yang sudah baik tidak akan menyakiti. Kalau masih terasa sakit berarti ada yang belum baik didalamnya.
Kata-kata menyakitkan yang terucap saat bertengkar mungkin sebenarnya ditujukan untuk memperbaiki keadaan. Tapi mengancam dengan kata putus dan kalimat lain yang menyakitkan bukanlah penyelesain persoalan. Coba Devie ajak dia bicara pada saat tidak bertengkar, tanyakan kenapa dia sering mengancam putus dan menggunakan kata menyakiti. Kalau jawabannya terbawa emosi, coba berikan dia kelembutan saat dia emosi (karena api tidak akan padam dengan api).
Sebagai pria yang mencintai Devie sepenuh hati, harusnya dia segera menyadari kalau emosi yang tidak terkendali justru menyakiti dan adalah salah menyakiti orang yang kita sayangi.
Cinta mudah tumbuh bersama kata-kata yang mendamaikan, dan mudah mati akibat kata-kata yang menyakitkan.
Sebagai pria yang baik dalam agama, sayang keluarga dan memiliki cara berpikir yang Devie kagumi, saya percaya dia akan segera sadar dan memperbaiki sifat-sifatnya yang mudah menyakiti hati Devie. Tapi kalau dengan kelembutan dia masih berlaku sama, saatnya Devie berfikir ulang, apakah penilaian tentang dia sepenuhnya benar atau hanya terbawa perasaan karena cinta yang masih muda?
Cinta tidak menyakiti, egoisme diri dan rasa tidak menghargai yang cenderung menyakiti.
Semoga Devi segera menemukan kedamaian dalam cinta seutuhnya.
Terima kasih sudah berbagi,
Stay In Love
Tidak ada komentar:
Posting Komentar